Dulu waktu kecil, aku nonton acara televisi
Mahabarata. Di dalam film itu, kalo gak salah ada 4 kasta yaitu: kasta
Brahmana(pendeta), Ksatria(raja, panglima), Sudra(saudagar) dan … yang terakhir
lupa. Pokoknya yang terakhir itu kastanya rakyat miskin. Dalam sistem kasta
itu, mereka tidak boleh menikah dengan orang yang kastanya lebih rendah. Dalam sistem raja-raja di Cina,
rasanya sistem kasta ini juga ada (dari nonton film).
Saat ini, terutama di tempat kita di
Indonesia, berdasarkan “tampak luar” sistem kasta ini sudah tidak ada. Memang
masih ada pernikahan yang dilarang oleh orangtua hanya karena perbedaan kasta
(perbedaan suku, status sosial, tingkat ekonomi). Tapi tampaknya hal ini semakin hari semakin
menghilang. Kalo orang jaman dulu, pertentangan dari orangtua akan sangat
keras. Tetapi seiring waktu, pertentangan itu luluh juga. (ok, mungkin tidak
semuanya kayak gitu). Dan memang adalah kenyataan juga, masih ada orang yang
membeda-bedakan kasta ini dalam bergaul.
Tetapi dalam artikel yang aku tulis ini,
aku akan membahas kasta jiwa. Suatu pembedaan kasta terhadap orang lain yang
terbentuk dalam jiwa.
Contoh yang nyata adalah, apabila seorang
cewek didekati oleh seorang cowok yang kasta jiwanya lebih rendah. Dalam sekejap mata saja, cewek itu dapat
langsung memberikan penilaian ”he’s not in my class, go away!”. Ini yang aku
maksud dengan kasta jiwa. Seseorang memberikan penilaian terhadap orang lain berdasarkan
keadaan jiwa dari orang lain itu. Dan keadaan jiwa itu terpancar keluar melalui
nada suara mereka, body language mereka dan kata-kata yang mereka gunakan. Seseorang dapat langsung mengetahui kasta
orang lain hanya melalui komunikasi singkat.
Kasta jiwa ini dapat dibedakan menjadi 3
berdasarkan acuan terhadap diri sendiri. Yaitu:
1. Kasta jiwa rendah
2. Kasta jiwa sepantaran
3. Kasta jiwa tinggi
Apabila seseorang bertemu dengan orang
yang kasta jiwanya rendah. Maka dia akan cenderung memimpin orang berkasta
rendah itu. Atau dia akan memandang rendah pada orang berkasta rendah itu.
Apabila seseorang bertemu dengan orang
yang kasta jiwanya sepantaran. Mereka akan cepat dapat bergaul akrab.
Apabila seseorang bertemu dengan orang
yang kasta jiwanya tinggi. Dia akan memandang kagum, hormat dan tunduk pada
orang itu.
Hal ini dapat diterapkan dalam hal
pencarian pasangan hidup. Pihak yang kasta jiwanya lebih rendah, cenderung
dipimpin, cenderung dipandang rendah. Pihak yang kasta jiwanya lebih tinggi,
mereka akan dikejar-kejar oleh orang yang kastanya lebih rendah. Apabila kasta jiwa mereka sepantaran, maka
mereka akan cenderung “berteman saja”.
Sebuah
rahasia adalah... kita dapat mengubah kasta jiwa kita sendiri sesuai kehendak
kita. Apabila kita mau mengubah keadaan jiwa kita. Kita dapat mengubah keadaan
jiwa kita. Untuk yang kristiani, mereka dapat mengubah kasta jiwa mereka dengan
cara berdoa kepada Tuhan dan meminta Tuhan mengubah mereka. Cara lain untuk
mengubah kasta jiwa kita adalah dengan melakukan ”modelling” pada orang kasta
jiwanya lebih tinggi. Tiru sistim kepercayaan mereka, tiru mental syntax mereka
dan tiru gerakan fisiologi mereka.